Bagai terdengar lagi suaramu,
Penuh kehangatan,
Dalam kepasrahan di wajahmu,
Dan senyuman mempersona,
Cukup menyeksa jiwaku,
Sama-sama kita berdua,
Berbicara mengenai episod kehidupan,
Ketawa dan bermesra itulah erti ikatan,
Tetapi,
Tanpa teman meluahkan bicara,
Sehingga aku diburu kesepian,
Dirimu telah pergi kini,
Meninggalkan aku sendiri,
Hari-hari terakhirmu,
Kau asyik berbicara tentang kematian,
Malangnya aku tidak mengerti,
Ku sangka itu gurauanmu,
Tetapi....aku silap,
Sebelum pertemuan itu berakhir,
Ku lihat dari sudut matamu,
Terpancar sinar kedukaan,
Seolah-olah sesuatu bakal menimpa mu,
Kini,
Barulah aku mengerti,
Segalanya bukan gurauan,
Kau hilang bersama senyumanmu,
Buat selama-lamanya...
No comments:
Post a Comment